Minggu, 13 Januari 2013

Artikel Materi Fonologi



FONOLOGI
Secara etimoloogi kata fonologi berasal dari gabungan kata fon yang berarti ‘bunyi’, dan logi yang berarti ‘ilmu’. Sebagai sebuah ilmu, fonologi lazim diartikan sebagai bagian paling dasar dalam hierarki kajian linguistik yang mempelajari, mambahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat-alat ucap manusia.
Fonologi dibagi atas dua bagian, yaitu fonetik dan fonemik. Secara umum fonetik bisa dijelaskan sebagai cabang fonologi yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan statusnya, apakah bunyi-bunyi bahasa itu dapat membedakan makna (kata) atau tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang dengan memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna (kata).
Fonologi dalam tataran ilmu bahasa dibagi dua bagian, yakni:
1. Fonetik
Fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu dihasilkan.
Macam –macam fonetik :
a. fonetik artikulatoris yang mempelajari posisi dan gerakan bibir, lidah dan organ-organ manusia lainnya yang memproduksi suara atau bunyi bahasa
b. fonetik akustik yang mempelajari gelombang suara dan bagaimana mereka didengarkan oleh telinga manusia
c. fonetik auditori yang mempelajari persepsi bunyi dan terutama bagaimana otak mengolah data yang masuk sebagai suara
2. Fonemik
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna.
Jika dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat-alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-ujaran yang manakah yang dapat mempunyai fungsi untuk membedakan arti.
B.     Fonem
Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan memiliki fungsi untuk membedakan makna. Fonem tidak dapat berdiri sendiri karena belum mengandung arti.
Fonemisasi adalah usaha untuk menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan makna tersebut.
Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.Misalkan dalam bahasa Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan dalam kata "cagar" dan "cakar". Tetapi dalam bahasa Arab hal ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab hanya ada fonem /k/.
Fonem dalam bahasa Indonesia disebutkan fonem vokal, fonem, diftong dan fonem konsonan.
Nama-nama fonem vokal :
1.      /i/ vokal depan, tinggi, tak bundar.
2.      /e/ vokal depan, sedang, atas, tak bundar.
3.      /a/ vokal depan, rendah, tak bundar.
4.     /∂/ vokal tengah, sedang, tak bundar.
5.      /u/ vokal belakang, atas bundar.
6.     /o/ vokal belang, sedang, bundar.
Nama-nama fonem diftong :
/ay/ gulai x gula (gulay x gula)
/aw/ pulau x pula (pulaw x pula)
/oi/ sekoi x seka (s∂koy x seka)
Nama-nama fonem konsonan: /b/, /p/, /m/, /w/, /f/, /d/, /t/, dan lainnya.
Jenis-jenis bunyi bahasa
1.      Bunyi vocal, konsonan, dan semi vocal
2.      Bunyi oral dan bunyi nasal
3.      Bunyi bersuara dan bunyi tak bersuara
Adapun proses artikulasi :
a.      Labialisasi
b.       Palatalisasi
c.       Veralisasi
d.      Retrofleksi
e.       Glotalisasi
f.       Aspirasi
g.      Nasalisasi
Fonem dalam bahasa Indonesia juga ada bunyi diftong. Konsep diftong berkaitan dengan dua buah vocal dan yang merupakan satu bunyi dalam satu silabel. Namun, posisi lidah ketika mengucapkan bergeser ke atas dan ke bawah. Karena itu, dikenal adanya tiga macam diftong, yaitu diftong naik, diftong turun dan diftong memusat.
Unsur suprasegmental
Berlangsung sewaktu bunyi segmental diproduksikan. Unsur ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Tekanan, menyangkut masalah keras lemahnya bunyi.
2.      Nada, berkaitan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi.
3.      Jeda atau persendian , berkenaan dengan hentian bunyi dalam arus ujaran.
4.     Durasi, berkaitan dengan masalah panjang pendeknya atau lama singkatnya suatu bunyi diucapkan.
Fonem berdasarkan silabel atau suku kata adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran. Satu silabel biasanya melibatkan satu bunyi vokal, atau satu vokal dan satu konsonan lebih. Silabel juga sebagai satuan ritmis terkecil mempunyai puncak kenyaringan (sonoritas) yang biasanya jatuh pada sebuah bunyi vokal.
Sumber: Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar