FONOLOGI
Secara etimoloogi kata fonologi berasal dari gabungan kata fon yang berarti ‘bunyi’, dan logi yang berarti ‘ilmu’. Sebagai sebuah
ilmu, fonologi lazim diartikan sebagai bagian paling dasar dalam hierarki
kajian linguistik yang mempelajari, mambahas, membicarakan, dan menganalisis
bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat-alat ucap manusia.
Fonologi dibagi atas dua bagian, yaitu fonetik dan fonemik. Secara umum fonetik bisa dijelaskan sebagai cabang
fonologi yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan statusnya, apakah
bunyi-bunyi bahasa itu dapat membedakan makna (kata) atau tidak. Sedangkan fonemik
adalah cabang dengan memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna (kata).
Fonologi dalam tataran ilmu bahasa dibagi
dua bagian, yakni:
1. Fonetik
Fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas
bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi
itu dihasilkan.
Macam –macam fonetik :
a. fonetik artikulatoris yang mempelajari
posisi dan gerakan bibir, lidah dan organ-organ manusia lainnya yang
memproduksi suara atau bunyi bahasa
b. fonetik akustik yang mempelajari
gelombang suara dan bagaimana mereka didengarkan oleh telinga manusia
c. fonetik auditori yang mempelajari
persepsi bunyi dan terutama bagaimana otak mengolah data yang masuk sebagai suara
2. Fonemik
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas
bunyi – bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna.
Jika dalam fonetik kita mempelajari
segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat-alat ucap serta bagaimana
tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan
menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-ujaran yang manakah yang dapat
mempunyai fungsi untuk membedakan arti.
B. Fonem
Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil
yang bersifat fungsional, artinya satuan memiliki fungsi untuk membedakan
makna. Fonem tidak dapat berdiri sendiri karena belum mengandung arti.
Fonemisasi adalah usaha untuk menemukan
bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan makna tersebut.
Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam
sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk
bunyi.Misalkan dalam bahasa
Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem
yang berbeda, misalkan dalam kata "cagar" dan "cakar".
Tetapi dalam bahasa
Arab hal ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab
hanya ada fonem /k/.
Fonem dalam bahasa Indonesia disebutkan
fonem vokal, fonem, diftong dan fonem konsonan.
Nama-nama fonem vokal :
1. /i/ vokal depan, tinggi, tak bundar.
2. /e/ vokal depan, sedang, atas, tak bundar.
3. /a/ vokal depan, rendah, tak bundar.
4. /∂/ vokal tengah, sedang, tak bundar.
5. /u/ vokal belakang, atas bundar.
6. /o/ vokal belang, sedang, bundar.
Nama-nama fonem diftong :
/ay/ gulai x gula (gulay x gula)
/aw/ pulau x pula (pulaw x pula)
/oi/ sekoi x seka (s∂koy x seka)
Nama-nama fonem konsonan: /b/, /p/, /m/,
/w/, /f/, /d/, /t/, dan lainnya.
Jenis-jenis bunyi bahasa
1. Bunyi vocal, konsonan, dan semi vocal
2. Bunyi oral dan bunyi nasal
3. Bunyi bersuara dan bunyi tak bersuara
Adapun proses artikulasi :
a.
Labialisasi
b.
Palatalisasi
c.
Veralisasi
d.
Retrofleksi
e.
Glotalisasi
f.
Aspirasi
g.
Nasalisasi
Fonem dalam bahasa Indonesia juga ada bunyi
diftong. Konsep diftong berkaitan dengan dua buah vocal dan yang merupakan satu
bunyi dalam satu silabel. Namun, posisi lidah ketika mengucapkan bergeser ke
atas dan ke bawah. Karena itu, dikenal adanya tiga macam diftong, yaitu diftong
naik, diftong turun dan diftong memusat.
Unsur suprasegmental
Berlangsung sewaktu bunyi segmental
diproduksikan. Unsur ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tekanan, menyangkut masalah keras lemahnya bunyi.
2. Nada, berkaitan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi.
3. Jeda atau persendian , berkenaan dengan hentian bunyi dalam arus
ujaran.
4. Durasi, berkaitan dengan masalah panjang pendeknya atau lama
singkatnya suatu bunyi diucapkan.
Fonem berdasarkan silabel atau suku kata adalah
satuan ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran. Satu silabel biasanya
melibatkan satu bunyi vokal, atau satu vokal dan satu konsonan lebih. Silabel juga
sebagai satuan ritmis terkecil mempunyai puncak kenyaringan (sonoritas) yang
biasanya jatuh pada sebuah bunyi vokal.
Sumber: Chaer, Abdul. 2009. Fonologi
Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar