Minggu, 13 Januari 2013

Artikel Materi Pragmatik


Pragmatik

Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa sekarang ini, walaupun pada kira-kira dua dasa warsa yang silam, ilmu ini jarang atau hampir tidak pernah disebut oleh para ahli bahasa. Hal ini dilandasi oleh semakin sadarnya para linguis, bahwa upaya untuk menguak hakikat bahasa tidak akan membawa hasil yang diharapkan tanpa didasari pemahaman terhadap pragmatik, yakni bagaimana bahasa itu digunakan dalam komunikasi (Leech, 1993: 1). Leech (1993: 8) juga mengartikan pragmatik sebagai studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situasions).
Pragmatik sebagaimana yang telah diperbincangkan di Indonesia dewasa ini, paling tidak dapat diedakan atas dua hal, yaitu (1) pragmatik sebagai sesuatu yang diajarkan, (2) pragmatik sebagai suatu yang mewarnai tindakan mengajar. Bagian pertama masih dibagi lagi atas dua hal, yaitu (a) pragmatik sebagai bidang kajian linguistik, dan (b) pragmatik sebagai salah satu segi di dalam bahasa atau disebut ‘fungsi komunikatif’ (Purwo, 1990:2).

Artikel Materi Semantik



Semantik

1. Pengertian Semantik
Kata semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang makna. Istilah ini merupakan istilah baru dalam bahasa Inggris. Para ahli bahasa memberikan pengertian semantik sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik atau tanda-tanda lingual dengan hal-hal yang ditandainya (makna). Istilah lain yang pernah digunakan hal yang sama adalah semiotika, semiologi, semasiologi, dan semetik. Pembicaraan tentang makna kata pun menjadi objek semantik. Itu sebabnya Lehrer (1974:1) mengatakan bahwa semantik adalah studi tentang makna (lihat juga Lyons 1, 1977:1), bagi Lehrer semantik merupakan bidang kajian yang sangat luas karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat, dan antropologi.
Pandangan yang bermacam-macam dari para ahli mejadikan para ahli memiliki perbedaan dalam mengartikan semantik. Pengertian semantik yang berbeda-beda tersebut justru diharapkan dapat mngembangkan disiplin ilmu linguistik yang amat luas cakupannya.
1. Charles Morrist
Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut”.
2. J.W.M Verhaar; 1981:9
Mengemukakan bahwa semantik (inggris: semantics) berarti teori makna atau teori arti, yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti.
3. Lehrer; 1974: 1
Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang kajian yang sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi.
4. Kambartel (dalam Bauerk, 1979: 195)
Semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia manusia.
5. Ensiklopedia britanika (Encyclopedia Britanica, vol.20, 1996: 313)
Semantik adalah studi tentang hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan hubungan proses mental atau simbol dalam aktifitas bicara.
6. Dr. Mansoer pateda
Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna.
7. Abdul Chaer
Semantik adalah ilmu tentang makna atau tentang arti. Yaitu salah satu dari 3 (tiga) tataran analisis bahasa (fonologi, gramatikal dan semantik).
Semantik mengandung pengertian studi tentang makna dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantic merupakan bagian dari linguistik.
Semantic sebenarnya merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning. Kata semantic sendiri berasal dari bahasa Yunani. Yaitu sema (kata benda) yang berarti “menandai” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan”. Kemudian semantic disepakati sebagai istilah yang digunakan dalam bidang linguistic untuk memelajari hubungan antara tanda-tanda linguistic dengan sesuatu yang ditandainya.
Namun istilah semantic sama halnya dengan kata semantique dalam bahasa Perancis yang diserap dari bahasa Yunani yang diperkenalkan oleh M. Breal. Di dalam kedua istilah semantics dan semantique, sebenarnya semantic belum secara tegas membahas makna karena lebih banyak membahas tentang sejarahnya.
Selain itu istilah semantic dalam sejarah linguistic digunakan pula istilah seperti semiotika, semiologi, semasiologi, sememik, dan semik yang merupakan bidang studi yang memelajari makna dari suatu lambang atau tanda pada objek cakupan yang lebih luas yakni mencakup lambang atau tanda pada umumnya. Berbeda dengan istilah sematik yang digunakan dalam bidang studi linguistic.
2. Sejarah Semantik
Semantik di dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics, dari bahasa Yunani Sema (Nomina) ‘tanda’: atau dari verba samaino ‘menandai’, ‘berarti’. Istilah tersebut digunakan oleh para pakar bahasa untuk menyebut bagian ilmu bahasa yang mempelajari makna. Semantik merupakan bagian dari tiga tataran bahasa yang meliputi fonologi, tata bahasa (morfologi-sintaksis) dan semantik.
Istilah semantik baru muncul pada tahun 1984 yang dikenal melalui American Philological Association ‘organisasi filologi amerika’ dalam sebuah artikel yang berjudul Reflected Meanings: A point in Semantics. Istilah semantik sendiri sudah ada sejak abad ke-17 bila dipertimbangkan melalui frase semantics philosophy. Sejarah semantik dapat dibaca di dalam artikel “An Account of the Word Semantics (Word, No.4 th 1948: 78-9). Breal melalui artikelnya yang berjudul “Le Lois Intellectuelles du Language” mengungkapkan istilah semantik sebagai bidang baru dalm keilmuan, di dalam bahasa Prancis istilah sebagai ilmu murni historis (historical semantics).
Historical semantics ini cenderung mempelajari semantik yang berhubungan dengan unsur-unsur luar bahasa, misalnya perubahan makna dengan logika, psikologi, dst. Karya Breal ini berjudul Essai de Semanticskue. (akhir abad ke-19).
Reisig (1825) sebagai salah seorang ahli klasik mengungkapkan konsep baru tentang grammar (tata bahasa) yang meliputi tiga unsur utama, yakni etimologi, studi asal-usul kata sehubungan dengan perubahan bentuk maupun makna; sintaksis, tata kalimat dalam semasiologi, ilmu tanda (makna). Semasiologi sebagai ilmu baru pada 1820-1925 itu belum disadari sebagai semantik. Istilah Semasiologi sendiri adalah istilah yang dikemukakan Reisig. Berdasarkan pemikiran Resigh tersebut maka perkembangan semantik dapat dibagi dalam tiga masa pertumbuhan, yakni:
1.    Masa pertama, meliputi setengah abad termasuk di dalamnya kegiatan reisig; maka ini disebut Ullman sebagai ‘Undergound’ period.
2.    Masa Kedua, yakni semantik sebagai ilmu murni historis, adanya pandangan historical semantics, dengan munculnya karya klasik Breal(1883)
3.    Masa perkembangan ketiga, studi makna ditandai dengan munculnya karya filolog Swedia Gustaf Stern (1931) yang berjudul “Meaning and Change of Meaning With Special Reference to the English Language Stern melakukan kajian makna secara empiris
Semantik dinyatakan dengan tegas sebagai ilmu makna, baru pada tahun 1990-an dengan munculnya Essai de semantikue dari Breal, yang kemudian pada periode berikutnya disusul oleh karya Stern. Tetapi, sebelum kelahiran karya stern, di Jenewa telah diterbitkan bahan, kumpulan kuliah dari seorang pengajar bahasa yang sangat menentukan perkembangan linguistik berikutnya, yakni Ferdinand de Saussure, yang berjudul Cours de Linguistikue General.
Pandangan Saussure itu menjadi pandangan aliran strukturalisme. Menurut pandangan strukturalisme de Saussure, bahasa merupakan satu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan (the whole unified). Pandangan ini kemudian dijadikan titik tolak penelitian, yang sangat kuat mempengaruhi berbagai bidang penelitian, terutama di Eropa.
Pandangan semantik kemudian berbeda dengan pandangan sebelumnya, setelah karya de Saussure ini muncul. Perbedaan pandangan tersebut antara lain:
1.    Pandangan historis mulai ditinggalkan
2.    Perhatian mulai ditinggalkan pada struktur di dalam kosa kata,
3.    Semantik mulai dipengaruhi stilistika
4.    Studi semantik terarah pada bahasa tertentu (tidak bersifat umum lagi)
5.    Hubungan antara bahasa dan pikira mulai dipelajari, karena bahasa merupakan kekuatan yang menetukan dan mengarahkan pikiran (perhatian perkembangan dari ide ini terhadap SapirWhorf, 1956-Bahasa cermin bangsa).
6.    Semantik telah melepaskan diri dari filsafat, tetapi tidak berarti filsafat tidak membantu perkembangan semantik (perhatikan pula akan adanya semantik filosofis yang merupakan cabang logika simbolis.

Artikel Materi Sintaksis



SINTAKSIS

Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.

STRUKTUR SINTAKSIS
Secara umum struktur sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K) yang berkenaan dengan fungsi sintaksis. Nomina, verba, ajektifa, dan numeralia berkenaan dengan kategori sintaksis. Sedangkan pelaku, penderita, dan penerima berkenaan dengan peran sintaksis.
Eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang oleh urutan kata, bentuk kata, dan intonasi; bisa juga ditambah dengan konektor yang biasanya disebut konjungsi. Peran ketiga alat sintaksis itu tidak sama antara bahasa yang satu dengan yang lain.

Artikel Materi Morfologi



MORFOLOGI

Adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.             
Morfologi mempelajari seluk beluk bentuk serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik
Jenis-jenis Morfem
Berdasarkan criteria tertentu, kita dapat mengklasifikasikan morfem menjadi berjenis-jenis. Penjenisan ini dapat ditinjau dari dua segi yakni hubungannya dan distribusinya (Samsuri, 1982:186; Prawirasumantri, 1985:139). Agar lebih jelas, berikut ini sariannya.
1)     Ditinjau dari Hubungannya
            Pengklasifikasian morfem dari segi hubungannya, masih dapat kita lihat dari hubungan struktural dan hubungan posisi.
a)     Ditinjau dari Hubungan Struktur
            Menurut hubungan strukturnya, morfem dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu morfem bersifat aditif (tambahan) yang bersifat replasif (penggantian), dan yang bersifat substraktif (pengurangan).

Artikel Materi Fonologi



FONOLOGI
Secara etimoloogi kata fonologi berasal dari gabungan kata fon yang berarti ‘bunyi’, dan logi yang berarti ‘ilmu’. Sebagai sebuah ilmu, fonologi lazim diartikan sebagai bagian paling dasar dalam hierarki kajian linguistik yang mempelajari, mambahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat-alat ucap manusia.
Fonologi dibagi atas dua bagian, yaitu fonetik dan fonemik. Secara umum fonetik bisa dijelaskan sebagai cabang fonologi yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan statusnya, apakah bunyi-bunyi bahasa itu dapat membedakan makna (kata) atau tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang dengan memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna (kata).
Fonologi dalam tataran ilmu bahasa dibagi dua bagian, yakni:
1. Fonetik
Fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu dihasilkan.
Macam –macam fonetik :
a. fonetik artikulatoris yang mempelajari posisi dan gerakan bibir, lidah dan organ-organ manusia lainnya yang memproduksi suara atau bunyi bahasa
b. fonetik akustik yang mempelajari gelombang suara dan bagaimana mereka didengarkan oleh telinga manusia
c. fonetik auditori yang mempelajari persepsi bunyi dan terutama bagaimana otak mengolah data yang masuk sebagai suara

Sabtu, 15 Desember 2012

KEDAMAIAN HATI BERASAL DARI HATI KITA SENDIRI

 Apakah anda ingin tahu bagaimana cara mendapatkan damainya hati pada diri anda?? apabila belum tahu mari kita bahas secara detail. siapapun ingin mengalami yang namanya damainya hati, karena kedamaian hati merupakan suatu hal yang paling penting dalam diri kita , apalagi dalam suatu hubungan. baik itu dengan keluarga bahkan sampai pasangan kita. coba kita sharing saja dalam mendapatkan kedamaian hati itu bagaimana? bagaimana cara kita mendapatkannya? 

kadang kita tak menyadari maknanya kedamaian atau tentramnya hati kita. anda bisa merasakannya dikala sedang berada pada suasana dan keadaan bahagia dengan orang-orang yang terkasih dan dicintai. baik keluarga maupun pasangan anda. akan tetapi dikala kita mendapatkan masalah , hati tak damai tak nyaman, mengganjal. benarkah seperti itu? pertengkaran, kegelisahan, kecemburuan, kesedihan, kesakitan, kegagalan, dan kekurangan selalu menjadi penghalang bagi kita mendapatkan kebahagiaan yang abadi. memang benar kebahagiaan itu tak akan abadi, memang benar hati tak akan selalu damai, hati akan selalu gelisah dan resah karena kehidupan yang diciptakan olehNya. akan tetapi ternyata ada solusi tuk dapatkan selalu damainya hati, tentramnya hati, dan kebahagiaan itu ada, ternyata bisa di buat sendiri oleh hati kita sendiri. dengan cara apa ? kita harus mengenal diri kita terlebih dulu, apa yang ada dalam diri kita!. banyak orang tak sadar bahwa kedamaian hati atau kebahagiaan itu terletak dalam diri kita juga. jadi kita perlu berbenah diri dengan cara :

1. mensyukuri apa yang Dia berikan, baik itu keburukan, kejelekan, kekurangan, kekurangan dan lainnya, patutlah kita syukuri apa adanya, mungkin itu yang terbaik untuk kita, dengan selalu berusaha maka semuanya akan menjadi lebih baik.

2. sabar, yakni dengan kesabaran itu hati seseorang kan menjadi tenang dan dikategorikan masalah yang ada pun terselesaikan dengan sendirinya.

3. hilangkan emosi/amarah apabila kita mendapatkan musibah dariNya, apapun musibahnya tetap jangan emosi.

Karena :  
kedamaian hati terletak pada hati kita juga , bagaimana cara kita mendapatkan kedamaian hati , pasti dengan suatu hal yaitu hilangkan rasa emosi kita ,gunakan kesabaran hati.. kedamaian hati akan timbul dengan sendiri nya.

semoga bermanfaat bagi pembaca terutama bagi saya sebagai orang yang selalu mengalami hal yang anda alami juga. 

terimakasih.

jangan lupa sharingnya yach! hehe.

Sabtu, 08 Desember 2012

SENYUMAN MENGHILANGKAN KEGALAUAN



Tanpa kita sadari bahwa senyuman itu hanya perbuatan biasa yang kita lakukan setiap saat, jika kita mengalami kesenangan.
            Tetapi kenyataannya senyuman itu tanpa kita sadari adalah perbuatan yang sangat penting dalam kehidupan kita. Didalam kehidupan kita ada kesenangan dan ada juga kesedihan. Kita pasti tersenyum bahagia disaat mengalami kesenangan. Akan tetapi kesedihan yang diderita banyak orang, orang-orang tersebut menghadapinya dengan senyuman. Hanya kesenangan yang dihadapi dengan senyuman.
            Coba anda berpikir bahwa senyuman itu sangat berperan penting apabila kita mengalami kegalauan atau kesedihan. Coba kita hadapi dengan senyuman apabila kita mengalami kegalauan. Orang arab senang memuji orang yang murah senyum dan selalu tampak ceria. Menurut mereka, perangai yang demikian itu merupakan pertanda kelapangan dada, kedermawanan sifat, kemurahan hati, kewibawaan perangai, dan ketanggapan pikiran.
            Wajah nan berseri tanda suka memberi,
            dan, tentu bersuka cita saat dipinta.
            Dalam kitab “Harim”, Zuher bersyair,
            kau melihatnya senantiasa gembira saat kau datang,
            seolah engkau memberinya apa yang engkau minta padanya
            Senyuman dapat dikategorikan adalah perbuatan yang biasa. Tetapi senyuman adalah perbuatan yang sederhana yang berperan penting dalam permasalahan kehidupan kita, baik senang atau sedih. Dengan senyuman, masalah apapun kita akan merasa tenang, nyaman dan damai untuk menyelesaikan masalah.
            Selain dengan senyuman, masalah itu harus disertai dengan keikhlasan hati. Karena senyuman dan keikhlasan hati merupakan kunci dari penyelesaian masalah yang baik.
            Apabila kita bermuram durja dan muka masam adalah cermin dari jiwa yang galau, pikiran yang kacau, dan kepala yang rancau balau.
            Wajah mereka cemberut karena sombong,
            seolah mereka dilempar dengan paksa ke neraka.
            tidak seperti kaum, yang bila kau jumpai bak bintang
            gemintang yang jadi petunjuk bagi pejalan malam.
            Sabda Rasullah : “Meski engkau hanya menjumpai saudaramu dengan wajah berseri”.
            Dalam Faidhul Khathir, Ahmad Amin menjelaskan : “Orang yang murah tersenyum dalam menjalani hidup ini bukan saja orang yang paling mampu membahagiakan diri sendiri, tetapi juga orang yang paling mampu berbuat, orang yang paling sanggup memikul tanggung jawab, orang yang paling tangguh menghadapi kesulitan dan memecahkan persoalan, serta orang yang paling dapat menciptakan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain”.
            Senyuman tak akan ada harganya bila tidak terbit dari hati yang tulus dan tabiat dasar seorang manusia. Setiap bunga tersenyum, hutan tersenyum, sungai dan laut juga tersenyum. Langit, bintang-gemintang dan burung-burung, semuanya tersenyum. Dan manusia, sesuai watak dasarnya adalah makhluk yang suka tersenyum.
            Tidak ada yang membuat jiwa dan wajah menjadi demikian muram selain keputusasaan. Maka, jika kita menginginkan senyuman, tersenyumlah terlebih dahulu dan pergilah keputusasaan. Percayalah, kesempatan itu selalu terbuka, kesuksesan selalu membuka pintunya untuk kita dan untuk siapa saja. Karena itu, biasakan pikiran kita agar selalu menatap harapan dan kebaikan di masa yang akan datang.


            Elia Abu Madhi berkata :
            Orang berkata, “Langit selalu berduka dan mendung”.
            Tapi aku berkata, “Tersenyumlah, cukuplah duka cita di langit sana”.
            Orang berkata, “Langitku yang ada di dalam jiwa telah membuatku
            merana dan berduka.
            Janji-janji telah mengkhianatiku ketika kalbu telah menguasainya.
            Bagaimana mungkin jiwaku sanggup
mengembangkan senyum manisnya
Maka akupun berkata, “Tersenyum dan berdendanglah,
kala kau menbandingkan semua umurmu kan habis
untuk merasakan sakitnya.
Orang berkata, “Wajah berseri tidak membuat dunia bahagia
Yang datang ke dunia dan pergi dengan gumpalan amarah.
Ku katakan, “Tersenyumlah, selama antara kau dan kematian
Ada jarak sejengkal, setelah itu engkau tidak akan pernah tersenyum”.
Sungguh, kita sangat butuh pada senyuman, wajah yang selalu berseri, hati yang lapang, akhlak yang menawan, jiwa yang lembut, dan pembawaan yang tidak kasar. “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian berendah hati, hingga tidak ada salah seorang di antaramu yang berlaku jahat pada yang lain dan tidak ada salah seorang di antaramu yang membanggakan diri atas yang lain”. (Al-Hadits).


Sumber : Buku Laa Tahzan